Judi online semakin marak di era digital, dan pertanyaannya kini bukan hanya soal legalitasnya, tapi juga dampaknya terhadap ekonomi. Beberapa pihak menyebut aktivitas ini memberikan kontribusi terhadap perputaran uang dan penciptaan lapangan kerja, namun realitanya tidak sesederhana itu. Di balik angka dan klaim ekonomi, tersembunyi dampak sosial yang jauh lebih besar dan merugikan.
Baca juga: Kenapa Judi Online Semakin Sulit Diberantas di Indonesia?
Meskipun ada potensi pemasukan yang terlihat dari transaksi besar, iklan berbayar, dan industri pendukung seperti teknologi dan pemasaran, kerugian sosial dan ekonomi jangka panjang justru lebih dominan. Pemerintah pun menghadapi dilema antara penegakan hukum dan pengendalian dampaknya.
-
Perputaran Uang Tidak Masuk ke Ekonomi Formal
Sebagian besar transaksi judi online terjadi di luar sistem keuangan resmi, membuatnya sulit dipantau dan tidak menyumbang pajak secara langsung. -
Meningkatkan Risiko Utang dan Kemiskinan
Banyak pengguna yang terlilit utang akibat kecanduan, yang pada akhirnya membebani keluarga dan sistem sosial. -
Tidak Menciptakan Nilai Produktif
Tidak seperti industri lain, judi online tidak menghasilkan barang atau jasa nyata yang bisa menunjang pertumbuhan ekonomi riil. -
Dampak Mental dan Sosial yang Mahal
Biaya penanganan gangguan psikologis akibat kecanduan judi bisa lebih besar dari potensi pemasukan yang dihasilkan. -
Potensi Pencucian Uang
Situs ilegal sering digunakan untuk transaksi yang tidak transparan dan rawan menjadi jalur pencucian uang. -
Tantangan Regulasi dan Pengawasan
Banyak situs berbasis di luar negeri, sehingga sulit dijangkau dan dikontrol oleh otoritas dalam negeri. -
Merusak Produktivitas Tenaga Kerja
Waktu dan uang yang habis untuk berjudi bisa mengganggu konsentrasi, semangat kerja, hingga produktivitas nasional.
Meski ada pihak yang melihat judi online sebagai peluang ekonomi, kenyataannya lebih banyak kerugian sosial yang harus ditanggung masyarakat. Negara dan masyarakat harus lebih waspada dan bijak dalam menyikapi fenomena ini, karena keuntungan sesaat tak sebanding dengan dampak jangka panjangnya.